Formulir Kontak

 

Perlawanan Maluku

Nama Anggota :
  • Dita Ayuningrum (11)
  • Diyah Ayu Fatmawati (12)
  • Isna Nur Faizah (17)
  • Miftahul Jannah (20)
  • Nawang Putri S (22)
  • Rizky Milania P (26)
  • Syahfillia Nurul M (29)
  • Yunita Aprilia (32)


 Perlawanan Maluku

Portugis memasuki maluku pada tahun 1521, dan memusatkan aktivitasnya di Ternate. Tidak lama berselang orang Spanyol juga memasuki maluku, yang memusatkan kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak. Persaingan itu antara persekutuan Portugis dengan Ternate dan Spanyol dengan Tidore. Akhirnya persaingan dimenangkan oleh Portugis dan diakhiri dengan adanya perjanjian Saragosa.

A. Latar Belakang
  1. Portugis melakukan monopoli perdagangan
  2. Portugis ikut campur tangan dalam pemeritahan
  3. Portugis ingin menyebarkan agama katolik yang berarti bertentangan dengan agama-agama-yang telah dianut oleh rakyat Ternate
  4. Portugis membenci agama islam
  5. Portugis sewenang-sewenang terhadap rakyat
  6. Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis

 B. Tokoh-tokoh Perlawanan

  • Sultan Khaerun/Hairun. Terjadi pada tahun 1565 menyerukan seluruh rakyat dari Paua sampai jawa untuk angkat senjata melawa Portugis, namun dengan pertimbangan kemanusiaan sultan Hairun menerima ajakan perundingan Portugis . Ternyata pada saat perundingan sultan Hairun ditangkap dan dibunuh
  • Sultan Baabullah (Putra Sultan Hairun). Maluku berhasil  di persatukan termasuk Ternate Tidore untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Portugis, akhirnya orang Portugis melarikan diri ke ambon namun diusir oleh VOC dan kemudian menetap di Timor Timur.
  • Kakiali dan Telukabesi. Memimpin serangan Sporadis dari rakyat Hitu yang meluas ke Ambon
  • Kecili Said. Memimpin perlawanan di Ternate.
  • Pangeran Nuku. Pada tahun 1680 VOC memaksakan sebuah perjanjian dengan penguasa Tidore yang mengakibatkan Putra Alam menjadi penguasa baru(menurut tradisi yang berhak menjadi sultan adalah pangeran Nuku). Penempatan putra Alam sebagai sultan Tidore menmbulkan protes keras dari Pangeran Nuku, timbulan perang hebat antara rakyat maluku dibawah pangeran Nuku dan tentara VOC. Sultan Nuku juga mendapat dukungan dari rakyat Papua dibawah pimpinan Raja Ampat dan orang Gamrange dari Halmahera. Oleh para pengikunya pangeran Nuku diangkat sebagi sultan dengan gelar Tuan Sultan Amir Muhamad Syafiudin syah. Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat dan melepaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore sampai akhir hayatnya. 

Ditulis oleh Brilian Adam Kalismala ( 06 / XI.A.6 )

Total comment

Author

Unknown

1  komentar

Anonim mengatakan... 29 Agustus 2021 pukul 21.09
TOLIL

Cancel Reply